Ternyata, dia telah berurusan polisi. Dia telah mencuri
sepeda motor milik tetangganya. Memang, sepeda motor itu harganya sangat mahal.
Harganya hampir mencapai 1 milyar. Fian tertarik dengan motor itu karena
terdesak kebutuhan sehari-hari.
Saat itu, Fian dan kelompoknya merencanakan pencurian
motor tersebut sudah direncanakan dengan sangat matang. “Kita akan mencuri
motor di rumah itu
Rupanya, kelompok Fian telah mencuri sudah sangat lama.
Tetapi, kelompok Fian sungguh tidak bisa terdeteksi keberadaanya oleh polisi.
Banyak warga resah karena tidak bisa mengetahui siapa pelaku pencuri tersebut.
Rupanya untuk kali ini Fian dan kelompoknya merasakan
dinginnya jeruji besi. Kali ini dia tidak tahu pencuriannya akan dipergoki
warga.
Berawal dari keinginan mencuri motor milik tetangganya
sendiri. Ketika itu, kelompoknya sudah merencanakan pencurian tersebut.
“Sasaran empuk kita biasa bro, rumah mewah itu. Tapi kita curi saja motornya.
Katanya sih motornya berharga hampir 1 milyar” kata Fian dengan semangat.
Untuk kali ini Fian dan kelompoknya mencuri pada siang
hari. Karena biasanya dia mencuri pada saat malam hari. Karena alasan di rumah
sasarannya jika siang tidak ada orang. Kebanyakan jika siang penghuni rumah
bekerja dan pulang malam.
Belum sampai dia mencuri motor, Fian dan kelompoknya
dipergoki oleh warga. Kenapa?? Karena jika siang penghuninya jaramg di rumah.
Tetapi kali ini kok ada suara dari dalam rumah. Kecurigaan warga makin terasa
ketika terdengar suara samar ”ini dia sasarannya”. Ada warga yang menelpon
polisi dan memberitahukan bahwa ada pencurian. Sesaat, polisi datang dan
mengepung rumah. Warga akhirnya membuka paksa pagar rumah.
Fian dan kelompoknya panik dan lari ke belakang rumah
untuk kabur. Warga memang tidak bisa menangkap Fian dan kelompoknya. Tetapi
polisi telah mengepung dari belakang.
“Angkat tangan kalian. Jika tidak akan kutembak kau” Ujar
salah seorang polisi. Fian dan kelompoknya tak berkutik. Sesaat, dia mencoba
melarikan diri. Tetapi, tembakan sebuah peluru mengenai kakinya. Masih
beruntung temannya bisa lolos.
“Aduh kakiku” kata Fian merintih kesakitan.”Angkat tanganmu”
kata salah seorang polisi. Fian akhirnya dia digelandang ke kantor polisi.
Untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, dia dihukum 5 tahun penjara. Fian
yang mendengarkan langsung menangis menyesali diri.
Orang tuanya yang dating juga menangis karena anaknya
telah berbuat yang tidak terpuji. Apalagi ibunya sangat menyesal. Orang tua
Fian baru menyadari jika selama ini Fian
mencuri untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Tapi juga tidak mencuri jika ingin memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Itu namanya makan uang haram. Makan uang haram merupakan dosa
dimata Allah SWT “ Ibu Fian menasihati.
“Maaf
bu, Fian salah. Fian terjerumus teman Fian yang telah lama mencuri. Aku ingin
bertaubat bu” Fian tersedu.
“Tidak ada kata terlambat untuk bertaubat. Lebih baik
mulai sekarang dari pada tidak sama sekali” Ibu Fian menasihati lagi.
Sejak di dalam penjara, dia rajin ibadah. Membantu teman
sesame di penjara.
Sudah 5 tahun berlalu, terpegoknya gembong Fian, dia
mulai melupakan segalanya.
Ketika keluar penjara, Fian mulai membantu orang tuanya
dengan cara halal. Dia sudah tidak mencuri. Dia mulai di jalan yang benar.
Teman Fian yang dulu kabur ketika Fian tertangkap, mulai
tertangkap dan masuk penjara juga akhirnya.
Tidak ada yang menyangka, Fian yang sebelumnya mencopet,
kini berubah.
Fian menjalani harinya dengan
melupakan semua yang telah terjadi.
Sungguh, waktu yang bahagia sekaligus mengh
No comments:
Post a Comment